NagaQQ | Cerita harian | Berita Harian

Cerita ngewe dengan anak bos body montok

CERITA SEX- Namaku Fritanto Umur25 tahun aku bekerja diperusahaan Proyek pembangunan Mall dan Hotel aku masih lajang aku masih memiliki nafsu yang sangat mengebuh2 dikarenakan hanya bisa melampiaskan dengan coli, Tetapi semenjak kenal dengan Dita Aku menjadi berubah dan melalukan hubungan tubuh hampir setiap hari.

Dita adalah anak Bosku, umurnya maish 22 tahun dia kuliah diuniversitas ternama Dibandung, tubuhnya Bagus, Mulus, Dadanya montok, Pantatnya bahenol Semua serba Padat dan sintal siapa yang tidak tahan melihat tubuhnya. ditambah lagi setiap Dita kekantor aku melihat dia sering memakai rok yang hampir naik sampai pangkal pahanya membuat kontolku setiap pagi selalu ngaceng, tak jarang aku berusaha mengintip isi dalaman roknya.

Suatu hari Ketika aku sampaidi kantor, Aku melihat Dita sedang duduk sendiri tetapi tidak merapatkan kakinya malah agak sedikit dibuka lebar sehingga pahanya yang putih mulus dan memeknya yang ditutupi kegelapan rok pun terlihat, Nafsuku terpancing dan membara ingin sekali kuciumin pahanya.

Setelah beberapa hari berturut2 aku mengawasi tingkahnya dan kondisi, ini saatnya aku harus menikmati tubuhnya yang mulus idamanku sekali. Kuperkosa dia kamar mandi dan kugiring dia kedalam kantornya lalu kuentot

“Selamat pagi Dek Dita” Sapaku

“Ehh..iyah Selamat pagi pak Tanto” jawabnya

“Makin hari makin cantik aja yah dek, Malahan nambahh montok”

“Hehe, Bisa aja.. iyah nih sekarang makin berisi lihat aja rokku udah nggak muat nampung pantatku” katanya sambil mengelus2 pantatnya tetapi menghadap ke aku. Ketika kulihat sungguh indahnya bongkahan danging kenyal itu, Begitu Semok dan Padat membuatku semakin panas menikmati tubuhnya

“Iyah neng, apalagi waktu kamu jalan pantat kamu lengak-lengok” kataku

“Sudahh ahh, Yaudah aku mau kebelakang dulu pak” pamitnya langsung jalan.

SITUS PKV TERBESAR DAN TERPERCAYA DI ASIA

Dengan penasaran kuikuti kemana dia tuju, lalu kulihat dia akan masuk kekamar mandi Niat jahatku pun mulai keluar aku ingin memperkosanya dikamar mandi karena dibelakang cukup sepi. kuikuti pelan2 sampai akhirnya aku tepat waktu dia masuk kekamar mandi lalu kututup mulutnya dan kukuci cepat pintu, kusingkapkan Roknya yang tipis ternyata dia sudah tidak memakai CD dari tadi langsung kubelai bibir memeknya yang tebal dita hanya bisa merontah tetapi tidak teriak!

“Sshhhh Jangann, Janngann!! Aaahh Jangann perkosa aku pak tanto!”mohonnya tetapi aku tidak perduli lalu mengangkatnya keatas wastafel sambil menurunkan celana dalamnya

“Sudahh Dita, Kamu jangan teriak dan melawan yah.. Aku tau kamu juga pengen” kataku

“Aahh, Pakk! Kenapa harus kasar gini? kalau baik2 kan aku mau Pak!” jawabnya tak sadar sudah mengangkang

Aku tak tahan lagi langsung kujalan tubuh Dita aku pun mulai menciumi lehernya. Rina mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, dan tanganku pun mulai meremas kedua buah dadanya.

Nafas Dita makin terengah, dan tanganku pun masuk ke antara dua pahanya. Memeknya sudah basah, dan jariku mengelus belahan yang membayang.

“Uuuhh.. mmhh..Aahhss” Dita menggelinjang.

Kesadaranku yang tinggal sedikit seolah memperingatkan bahwa yang sedang kucumbu adalah seorang gadis SMP, tapi gariah cerita bokep ku sudah sampai ke ubun-ubun dan aku pun menarik lepas dasternya dari atas kepalanya.

Aku segera mengulum puting susunya yang merah muda, berganti-ganti kiri dan kanan hingga dadanya basah mengkilap oleh ludahku. Tangan Dita yang mengelus belakang kepalaku nampaklah bukit kemaluannya yang baru ditumbuhi rambut jarang. Bulu yang sedikit itu sudah nampak mengkilap oleh cairan kemaluan Dita. Aku pun segera membenamkan kepalaku ke tengah kedua pahanya.

“Ehh.. mmaahh..Uuuhh Ashhh ooohh,” tangan Dita meremas sofa dan pinggulnya menggeletar ketika bibir kemaluannya kucium.

Sesekali lidahku berpindah ke perutnya dan mengemut perlahan.

“Ooohh.. aduuhh..,” Dita mengangkat punggungnya ketika lidahku menyelinap di antara belahan kemaluannya yang masih begitu rapat.

Lidahku bergerak dari atas ke bawah dan bibir kemaluannya mulai membuka. Sesekali lidahku akan membelai kelentitnya dan tubuh Dita akan terlonjak dan nafas Dita seakan tersedak. Tanganku naik ke dadanya dan meremas kedua bukit dadanya. Putingnya sedikit membesar dan mengeras.

Ketika aku berhenti menjilat dan mengulum, Dita tergeletak terengah-engah, matanya terpejam. Tergesa aku membuka semua pakaianku, dan kemaluanku yang tegak teracung ke langit-langit, kubelai-belaikan di pipi Dita.

“Mmmhh.. mmhh.. oohhmm..,” ketika Dita membuka bibirnya, kujejalkan kepala kemaluanku.

Tanganku berganti-ganti meremas dadanya dan membelai kemaluannya.

Segera saja kemaluanku basah dan mengkilap. Tak tahan lagi, aku pun naik ke atas tubuh Rina dan bibirku melumat bibirnya.

Dengan tangan, kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke celah di selangkangan Dita dan sebentar kemudian kurasakan tangan Rina menekan pantatku dari belakang.

“Ohhmm, mam.. msuk.. hh.. msukin.. Omm.. hh.. ehekmm..”

Perlahan kemaluanku mulai menempel di bibir liang kemaluannya, dan Rina semakin mendesah-desah. Segera saja kepala kemaluanku kutekan, tetapi gagal saja karena tertahan sesuatu yang kenyal. Aku pun berpikir, apakah lubang sekecil ini akan dapat menampung kemaluanku yang besar ini.

Tetapi dengan dorongan nafsu yang besar, aku pun berusaha. Akhirnya usahaku pun berhasil. Dengan satu sentakan, tembuslah halangan itu. Rina memekik kecil, dahinya mengernyit menahan sakit. Kuku-kuku tangannya mencengkeram kulit punggungku. Aku menekan lagi, dan terasa ujung kemaluanku membentur dasar padahal baru 3/4 kemaluanku yang masuk.

AGEN DOMINO99 TERBESAR DI ASIA 

Sebentar kemudian kernyit di dahi Rina menghilang, dan aku pun mulai menarik dan menekankan pinggulku. Rina mengernyit lagi, tapi lama kelamaan mulutnya menceracau.

“Aduhh.. sshh.. iya.. terusshh.. mmhh.. aduhh.. enak.. Oomm..”

Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Dita lalu membalikkan kedua tubuh kami hingga Dita sekarang duduk di atas pinggulku. Nampak 3/4 kemaluanku menancap di kemaluannya. Tanpa perlu diajarkan, Dita segera menggerakkan pinggulnya, sementara jari-jariku berganti-ganti meremas dan menggosok dada, kelentit dan pinggulnya, dan kami pun berlomba mencapai puncak.

Lewat beberapa waktu, gerakan pinggul Dita makin menggila dan ia pun membungkukkan tubuhnya dan bibir kami berlumatan. Tangannya menjambak rambutku, dan akhirnya pinggulnya menyentak berhenti. Terasa cairan hangat membalur seluruh batang kemaluanku.

Setelah tubuh Dita melemas, aku mendorong ia telentang. Dan sambil menindihnya, aku mengejar puncakku sendiri. Ketika aku mencapai klimaks, Dita tentu merasakan siraman air maniku di liangnya, dan ia pun mengeluh lemas dan merasakan orgasmenya yang ke dua.

Sekian lama kami diam terengah-engah, dan tubuh kami yang basah kuyup dengan keringat masih saling bergerak bergesekan, merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme cerita bokep.

“Aduh, Maass tantttoo. Dita lemes. Tapi enak banget.”

Aku hanya tersenyum sambil membelai rambutnya yang halus. Satu tanganku lagi ada di pinggulnya dan meremas-remas. Kupikir tubuhku yang lelah sudah terpuaskan, tapi segera kurasakan kemaluanku yang telah melemas bangkit kembali dijepit liang vagina Dita yang masih - NAGAQQ AGEN PKV -

Share:

Kugarap Tubuh Managerku yang Indah

AGEN BANDARQ BANDARQ ONLINE ADUQ ONLINE DOMINOQQ TERBAIK

NAGAQQ - Salam bagi maniak seks pembaca setia kami, penutupan cerita malam ini tentang kisah seks seorang pria  yang sangat beruntung bisa mendapatkan pelayanan pembalasan hasil kerja dari managernya yang super cantik dan montok. Bagi anda uang sudah tidak sabar untuk langsung mengetahui cerita seks ini. Silakan simak cerita di bawah ini sampai habis.

Mbak Lia kurang lebih baru 2 minggu bekerja sebagai atasanku sebagai Accounting Manager. Sebagai atasan baru, ia sering memanggilku ke ruang kerjanya untuk menjelaskan overbudget yang terjadi pada bulan sebelumnya, atau untuk menjelaskan laporan mingguan yang kubuat. Aku sendiri sudah termasuk staf senior. Tapi mungkin karena latar belakang pendidikanku tidak cukup mendukung, management memutuskan merekrutnya. Ia berasal dari sebuah perusahaan konsultan keuangan.

Usianya kutaksir sekitar 25 hingga 30 tahun. Sebagai atasan, sebelumnya kupanggil “Bu”, walau usiaku sendiri 10 tahun di atasnya. Tapi atas permintaanya sendiri, seminggu yang lalu, ia mengatakan lebih suka bila di panggil “Mbak”. Sejak saat itu mulai terbina suasana dan hubungan kerja yang hangat, tidak terlalu formal. Terutama karena sikapnya yang ramah. Ia sering langsung menyebut namaku, sesekali bila sedang bersama rekan kerja lainnya, ia menyebut “Pak”.

Dan tanpa kusadari pula, diam-diam aku merasa betah dan nyaman bila memandang wajahnya yang cantik dan lembut menawan. Ia memang menawan karena sepasang bola matanya sewaktu-waktu dapat bernar-binar, atau menatap dengan tajam. Tapi di balik itu semua, ternyata ia suka mendikte. Mungkin karena telah menduduki jabatan yang cukup tinggi dalam usia yang relatif muda, kepercayaan dirinya pun cukup tinggi untuk menyuruh seseorang melaksanakan apa yang diinginkannya.

Mbak Lia selalu berpakaian formal. Ia selalu mengenakan blus dan rok hitam yang agak menggantung sedikit di atas lutut. Bila sedang berada di ruang kerjanya, diam-diam aku pun sering memandang lekukan pinggulnya ketika ia bangkit mengambil file dari rak folder di belakangnya. Walau bagian bawah roknya lebar, tetapi aku dapat melihat pinggul yang samar-samar tercetak dari baliknya. Sangat menarik, tidak besar tetapi jelas bentuknya membongkah, memaksa mata lelaki menerawang untuk mereka-reka keindahannya.

Di dalam ruang kerjanya yang besar, persis di samping meja kerjanya, terdapat seperangkat sofa yang sering dipergunakannya menerima tamu-tamu perusahaan. Sebagai Accounting Manager, tentu selalu ada pembicaraan-pembicaraan ‘privacy’ yang lebih nyaman dilakukan di ruang kerjanya daripada di ruang rapat.

Aku merasa beruntung bila dipanggil Mbak Lia untuk membahas cash flow keuangan di kursi sofa itu. Aku selalu duduk persis di depannya. Dan bila kami terlibat dalam pembicaraan yang cukup serius, ia tidak menyadari roknya yang agak tersingkap. Di situlah keberuntunganku. Aku dapat melirik sebagian kulit paha yang berwarna gading. Kadang-kadang lututnya agak sedikit terbuka sehingga aku berusaha untuk mengintip ujung pahanya. Tapi mataku selalu terbentur dalam kegelapan. Andai saja roknya tersingkap lebih tinggi dan kedua lututnya lebih terbuka, tentu akan dapat kupastikan apakah bulu-bulu halus yang tumbuh di lengannya juga tumbuh di sepanjang paha hingga ke pangkalnya. Bila kedua lututnya rapat kembali, lirikanku berpindah ke betisnya. Betis yang indah dan bersih. Terawat. Ketika aku terlena menatap kakinya, tiba-tiba aku dikejutkan oleh pertanyaan Mbak Lia..

“Jhony, aku merasa bahwa kau sering melirik ke arah betisku. Apakah dugaanku salah?” Aku terdiam sejenak sambil tersenyum untuk menyembunyikan jantungku yang tiba-tiba berdebar.

“Jhony, salahkah dugaanku?”

“Hmm.., ya, benar Mbak,” jawabku mengaku, jujur. Mbak Lia tersenyum sambil menatap mataku.

“Mengapa?”

Aku membisu. Terasa sangat berat menjawab pertanyaan sederhana itu. Tapi ketika menengadah menatap wajahnya, kulihat bola matanya berbinar-binar menunggu jawabanku.

“Saya suka kaki Mbak. Suka betis Mbak. Indah. Dan..,” setelah menarik nafas panjang, kukatakan alasan sebenarnya.

“Saya juga sering menduga-duga, apakah kaki Mbak juga ditumbuhi bulu-bulu.”

“Persis seperti yang kuduga, kau pasti berkata jujur, apa adanya,” kata Mbak Tia sambil sedikit mendorong kursi rodanya.

“Agar kau tidak penasaran menduga-duga, bagaimana kalau kuberi kesempatan memeriksanya sendiri?”

“Sebuah kehormatan besar untukku,” jawabku sambil membungkukan kepala, sengaja sedikit bercanda untuk mencairkan pembicaraan yang kaku itu.

“Kompensasinya apa?”

“Sebagai rasa hormat dan tanda terima kasih, akan kuberikan sebuah ciuman.”

“Bagus, aku suka. Bagian mana yang akan kau cium?”

“Betis yang indah itu!”

“Hanya sebuah ciuman?”

“Seribu kali pun aku bersedia.”

Mbak Tia tersenyum manis dikulum. Ia berusaha manahan tawanya.

“Dan aku yang menentukan di bagian mana saja yang harus kau cium, OK?”

“Deal, my lady!”

“I like it!” kata Mbak Lia sambil bangkit dari sofa.

Ia melangkah ke mejanya lalu menarik kursinya hingga ke luar dari kolong mejanya yang besar. Setelah menghempaskan pinggulnya di atas kursi kursi kerjanya yang besar dan empuk itu, Mbak Lia tersenyum. Matanya berbinar-binar seolah menaburkan sejuta pesona birahi. Pesona yang membutuhkan sanjungan dan pujaan.

“Periksalah, Jhony. Berlutut di depanku!” Aku membisu. Terpana mendengar perintahnya.

“Kau tidak ingin memeriksanya, Jhony?” tanya Mbak Lia sambil sedikit merenggangkan kedua lututnya.

Sejenak, aku berusaha meredakan debar-debar jantungku. Aku belum pernah diperintah seperti itu. Apalagi diperintah untuk berlutut oleh seorang wanita. Bibir Mbak Lia masih tetap tersenyum ketika ia lebih merenggangkan kedua lututnya.

“Jhony, kau tahu warna apa yang tersembunyi di pangkal pahaku?” Aku menggeleng lemah, seolah ada kekuatan yang tiba-tiba merampas sendi-sendi di sekujur tubuhku.

Tatapanku terpaku ke dalam keremangan di antara celah lutut Mbak Lia yang meregang. Akhirnya aku bangkit menghampirinya, dan berlutut di depannya. Sebelah lututku menyentuh karpet. Wajahku menengadah. Mbak Tia masih tersenyum. Telapak tangannya mengusap pipiku beberapa kali, lalu berpindah ke rambutku, dan sedikit menekan kepalaku agar menunduk ke arah kakinya.

“Ingin tahu warnanya?” Aku mengangguk tak berdaya.

“Kunci dulu pintu itu,” katanya sambil menunjuk pintu ruang kerjanya. Dan dengan patuh aku melaksanakan perintahnya, kemudian berlutut kembali di depannya.

Mbak Lia menopangkan kaki kanannya di atas kaki kirinya. Gerakannya lambat seperti bermalas-malasan. Pada saat itulah aku mendapat kesempatan memandang hingga ke pangkal pahanya. Dan kali ini tatapanku terbentur pada secarik kain tipis berwarna putih. Pasti ia memakai G-String, kataku dalam hati. Sebelum paha kanannya benar-benar tertopang di atas paha kirinya, aku masih sempat melihat bulu-bulu ikal yang menyembul dari sisi-sisi celana dalamnya. Segitiga tipis yang hanya selebar kira-kira dua jari itu terlalu kecil untuk menyembunyikan semua bulu yang mengitari pangkal pahanya. Bahkan sempat kulirik bayangan lipatan bibir di balik segitiga tipis itu.

“Suka?” Aku mengangguk sambil mengangkat kaki kiri Mbak Lia ke atas lututku.

Ujung hak sepatunya terasa agak menusuk. Kulepaskan klip tali sepatunya. Lalu aku menengadah. Sambil melepaskan sepatu itu. Mbak Tia mengangguk. Tak ada komentar penolakan. Aku menunduk kembali. Mengelus-elus pergelangan kakinya. Kakinya mulus tanpa cacat. Ternyata betisnya yang berwarna gading itu mulus tanpa bulu halus. Tapi di bagian atas lutut kulihat sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus yang agak kehitaman. Sangat kontras dengan warna kulitnya. Aku terpana. Mungkinkah mulai dari atas lutut hingga.., hingga.. Aah, aku menghembuskan nafas. Rongga dadaku mulai terasa sesak. Wajahku sangat dekat dengan lututnya. Hembusan nafasku ternyata membuat bulu-bulu itu meremang.

“Indah sekali,” kataku sambil mengelus-elus betisnya. Kenyal.

“Suka, Jhony?” Aku mengangguk.

“Tunjukkan bahwa kau suka. Tunjukkan bahwa betisku indah!”

Aku mengangkat kaki Mbak Lia dari lututku. Sambil tetap mengelus betisnya, kuluruskan kaki yang menekuk itu. Aku sedikit membungkuk agar dapat mengecup pergelangan kakinya. Pada kecupan yang kedua, aku menjulurkan lidah agar dapat mengecup sambil menjilat, mencicipi kaki indah itu. Akibat kecupanku, Mbak Lia menurunkan paha kanan dari paha kirinya. Dan tak sengaja, kembali mataku terpesona melihat bagian dalam kanannya. Karena ingin melihat lebih jelas, kugigit bagian bawah roknya lalu menggerakkan kepalaku ke arah perutnya. Ketika melepaskan gigitanku, kudengar tawa tertahan, lalu ujung jari-jari tangan Mbak Lia mengangkat daguku. Aku menengadah.

“Kurang jelas, Jhony?” Aku mengangguk.

Mbak Lia tersenyum nakal sambil mengusap-usap rambutku. Lalu telapak tangannya menekan bagian belakang kepalaku sehingga aku menunduk kembali. Di depan mataku kini terpampang keindahan pahanya. Tak pernah aku melihat paha semulus dan seindah itu. Bagian atas pahanya ditumbuhi bulu-bulu halus kehitaman. Bagian dalamnya juga ditumbuhi tetapi tidak selebat bagian atasnya, dan warna kehitaman itu agak memudar. Sangat kontras dengan pahanya yang berwarna gading.

Aku merinding. Karena ingin melihat paha itu lebih utuh, kuangkat kaki kanannya lebih tinggi lagi sambil mengecup bagian dalam lututnya. Dan paha itu semakin jelas. Menawan. Di paha bagian belakang mulus tanpa bulu. Karena gemas, kukecup berulang kali. Kecupan-kecupanku semakin lama semakin tinggi. Dan ketika hanya berjarak kira-kira selebar telapak tangan dari pangkal pahanya, kecupan-kecupanku berubah menjadi ciuman yang panas dan basah.

Sekarang hidungku sangat dekat dengan segitiga yang menutupi pangkal pahanya. Karena sangat dekat, walau tersembunyi, dengan jelas dapat kulihat bayangan bibir kewanitaannya. Ada segaris kebasahan terselip membayang di bagian tengah segitiga itu. Kebasahan yang dikelilingi rambut-rambut ikal yang menyelip dari kiri kanan G-stringnya. Sambil menatap pesona di depan mataku, aku menarik nafas dalam-dalam. Tercium aroma segar yang membuatku menjadi semakin tak berdaya. Aroma yang memaksaku terperangkap di antara kedua belah paha Mbak Lia. Ingin kusergap aroma itu dan menjilat kemulusannya.

Mbak Lia menghempaskan kepalanya ke sandaran kursi. Menarik nafas berulang kali. Sambil mengusap-usap rambutku, diangkatnya kaki kanannya sehingga roknya semakin tersingkap hingga tertahan di atas pangkal paha.

“Suka Jhony?”

“Hmm.. Hmm..!” jawabku bergumam sambil memindahkan ciuman ke betis dan lutut kirinya.

Lalu kuraih pergelangan kaki kanannya, dan meletakkan telapaknya di pundakku. Kucium lipatan di belakang lututnya. Mbak Lia menggelinjang sambil menarik rambutku dengan manja. Lalu ketika ciuman-ciumanku merambat ke paha bagian dalam dan semakin lama semakin mendekati pangkal pahanya, terasa tarikan di rambutku semakin keras. Dan ketika bibirku mulai mengulum rambut-rambut ikal yang menyembul dari balik G-stringnya, tiba-tiba Mbak Lia mendorong kepalaku.

Aku tertegun. Menengadah. Kami saling menatap. Tak lama kemudian, sambil tersenyum menggoda, Mbak Lia menarik telapak kakinya dari pundakku. Ia lalu menekuk dan meletakkan telapak kaki kanannya di permukaan kursi. Pose yang sangat memabukkan. Sebelah kaki menekuk dan terbuka lebar di atas kursi, dan yang sebelah lagi menjuntai ke karpet.

“Suka Jhony?”

“Hmm.. Hmm..!”

“Jawab!”

“Suka sekali!”

Pemandangan itu tak lama. Tiba-tiba saja Mbak Tia merapatkan kedua pahanya sambil menarik rambutku.

“Nanti ada yang melihat bayangan kita dari balik kaca. Masuk ke dalam, Jhony,” katanya sambil menunjuk kolong mejanya.

Aku terkesima. Mbak Tia merenggut bagian belakang kepalaku, dan menariknya perlahan. Aku tak berdaya. Tarikan perlahan itu tak mampu kutolak. Lalu Mbak Lia tiba-tiba membuka ke dua pahanya dan mendaratkan mulut dan hidungku di pangkal paha itu. Kebasahan yang terselip di antara kedua bibir kewanitaan terlihat semakin jelas. Semakin basah. Dan di situlah hidungku mendarat. Aku menarik nafas untuk menghirup aroma yang sangat menyegarkan. Aroma yang sedikit seperti daun pandan tetapi mampu membius saraf-saraf di rongga kepala.

“Suka Jhony?”

“Hmm.. Hmm..!”

“Sekarang masuk ke dalam!” ulangnya sambil menunjuk kolong mejanya.

Aku merangkak ke kolong mejanya. Aku sudah tak dapat berpikir waras. Tak peduli dengan segala kegilaan yang sedang terjadi. Tak peduli dengan etika, dengan norma-norma bercinta, dengan sakral dalam percintaan. Aku hanya peduli dengan kedua belah paha mulus yang akan menjepit leherku, jari-jari tangan lentik yang akan menjambak rambutku, telapak tangan yang akan menekan bagian belakang kepalaku, aroma semerbak yang akan menerobos hidung dan memenuhi rongga dadaku, kelembutan dan kehangatan dua buah bibir kewanitaan yang menjepit lidahku, dan tetes-tetes birahi dari bibir kewanitaan yang harus kujilat berulang kali agar akhirnya dihadiahi segumpal lendir orgasme yang sudah sangat ingin kucucipi.

Di kolong meja, Mbak Lia membuka kedua belah pahanya lebar-lebar. Aku mengulurkan tangan untuk meraba celah basah di antara pahanya. Tapi ia menepis tanganku.

“Hanya lidah, Jhony! OK?”

Aku mengangguk. Dan dengan cepat membenamkan wajahku di G-string yang menutupi pangkal pahanya. Menggosok-gosokkan hidungku sambil menghirup aroma pandan itu sedalam-dalamnya. Mbak Lia terkejut sejenak, lalu ia tertawa manja sambil mengusap-usap rambutku.

“Rupanya kau sudah tidak sabar ya, Jhony?” katanya sambil melingkarkan pahanya di leherku.

“Hm..!”

“Haus?”

“Hm!”

“Jawab, Jhony!” katanya sambil menyelipkan tangannya untuk mengangkat daguku. Aku menengadah.

“Haus!” jawabku singkat.

Tangan Mbak Lia bergerak melepaskan tali G-string yang terikat di kiri dan kanan pinggulnya. Aku terpana menatap keindahan dua buah bibir berwarna merah yang basah mengkilap. Sepasang bibir yang di bagian atasnya dihiasi tonjolan daging pembungkus clit yang berwarna pink. Aku termangu menatap keindahan yang terpampang persis di depan mataku.

“Jangan diam saja. Jhony!” kata Mbak Lia sambil menekan bagian belakang kepalaku.

“Hirup aromanya!” sambungnya sambil menekan kepalaku sehingga hidungku terselip di antara bibir kewanitaannya.

Pahanya menjepit leherku sehingga aku tak dapat bergerak. Bibirku terjepit dan tertekan di antara dubur dan bagian bawah vaginanya. Karena harus bernafas, aku tak mempunyai pilihan kecuali menghirup udara dari celah bibir kewanitaannya. Hanya sedikit udara yang dapat kuhirup, sesak tetapi menyenangkan. Aku menghunjamkan hidungku lebih dalam lagi. Mbak Lia terpekik. Pinggulnya diangkat dan digosok-gosokkannya dengan liar hingga hidungku basah berlumuran tetes-tetes birahi yang mulai mengalir dari sumbernya. Aku mendengus. Mbak Lia menggelinjang dan kembali mengangkat pinggulnya. Kuhirup aroma kewanitaannya dalam-dalam, seolah vaginanya adalah nafas kehidupannku.

“Fantastis!” kata Mbak Lia sambil mendorong kepalaku dengan lembut. Aku menengadah. Ia tersenyum menatap hidungku yang telah licin dan basah.

“Enak ‘kan?” sambungnya sambil membelai ujung hidungku.

“Segar!” Mbak Lia tertawa kecil.

“Kau pandai memanjakanku, Jhony. Sekarang, kecup, jilat, dan hisap sepuas-puasmu. Tunjukkan bahwa kau memuja ini,” katanya sambil menyibakkan rambut-rambut ikal yang sebagian menutupi bibir kewanitaannya.

“Jilat dan hisap dengan rakus. Tunjukkan bahwa kau memujanya. Tunjukkan rasa hausmu! Jangan ada setetes pun yang tersisa! Tunjukkan dengan rakus seolah ini adalah kesempatan pertama dan yang terakhir bagimu!”

Aku terpengaruh dengan kata-katanya. Aku tak peduli walaupun ada nada perintah di setiap kalimat yang diucapkannya. Aku memang merasa sangat lapar dan haus untuk mereguk kelembutan dan kehangatan vaginanya. Kerongkonganku terasa panas dan kering. Aku merasa benar-benar haus dan ingin segera mendapatkan segumpal lendir yang akan dihadiahkannya untuk membasahi kerongkongannku. Lalu bibir kewanitaannya kukulum dan kuhisap agar semua kebasahan yang melekat di situ mengalir ke kerongkonganku. Kedua bibir kewanitaannya kuhisap-hisap bergantian.

Kepala Mbak Lia terkulai di sandaran kursinya. Kaki kanannya melingkar menjepit leherku. Telapak kaki kirinya menginjak bahuku. Pinggulnya terangkat dan terhempas di kursi berulang kali. Sesekali pinggul itu berputar mengejar lidahku yang bergerak liar di dinding kewanitaannya. Ia merintih setiap kali lidahku menjilat clitnya. Nafasnya mengebu. Kadang-kadang ia memekik sambil menjambak rambutku.

“Ooh, ooh, Jhony! Jhony!” Dan ketika clitnya kujepit di antara bibirku, lalu kuhisap dan permainkan dengan ujung lidahku, Mbak Lia merintih menyebut-nyebut namaku..

“Jhony, nikmat sekali sayang.. Jhony! Ooh.. Jhony!”

Ia menjadi liar. Telapak kakinya menghentak-hentak di bahu dan kepalaku. Paha kanannya sudah tidak melilit leherku. Kaki itu sekarang diangkat dan tertekuk di kursinya. Mengangkang. Telapaknya menginjak kursi. Sebagai gantinya, kedua tangan Mbak Lia menjambak rambutku. Menekan dan menggerak-gerakkan kepalaku sekehendak hatinya.

“Jhony, julurkan lidahmuu! Hisap! Hisaap!”

Aku menjulurkan lidah sedalam-dalamnya. Membenamkan wajahku di vaginanya. Dan mulai kurasakan kedutan-kedutan di bibir vaginanya, kedutan yang menghisap lidahku, mengundang agar masuk lebih dalam. Beberapa detik kemudian, lendir mulai terasa di ujung lidahku. Kuhisap seluruh vaginanya. Aku tak ingin ada setetes pun yang terbuang. Inilah hadiah yang kutunggu-tunggu. Hadiah yang dapat menyejukkan kerongkonganku yang kering. Kedua bibirku kubenamkan sedalam-dalamnya agar dapat langsung menghisap dari bibir vaginanya yang mungil.

“Jhony! Hisap Jhony!”

Aku tak tahu apakah rintihan Mbak Lia dapat terdengar dari luar ruang kerjanya. Seandainya rintihan itu terdengar pun, aku tak peduli. Aku hanya peduli dengan lendir yang dapat kuhisap dan kutelan. Lendir yang hanya segumpal kecil, hangat, kecut, yang mengalir membasahi kerongkonganku. Lendir yang langsung ditumpahkan dari vagina Mbak Lia, dari pinggul yang terangkat agar lidahku terhunjam dalam.

“Oh, fantastis,” gumam Mbak Lia sambil menghenyakkan kembali pinggulnya ke atas kursinya.

Ia menunduk dan mengusap-usap kedua belah pipiku. Tak lama kemudian, jari tangannya menengadahkan daguku. Sejenak aku berhenti menjilat-jilat sisa-sisa cairan di permukaan kewanitaannya.

“Aku puas sekali, Jhony,” katanya. Kami saling menatap. Matanya berbinar-binar. Sayu. Ada kelembutan yang memancar dari bola matanya yang menatap sendu.

“Jhony.”

“Hm..”

“Tatap mataku, Jhony.” Aku menatap bola matanya.

“Jilat cairan yang tersisa sampai bersih”

“Hm..” jawabku sambil mulai menjilati vaginanya.

“Jangan menunduk, Jhony. Jilat sambil menatap mataku. Aku ingin melihat erotisme di bola matamu ketika menjilat-jilat vaginaku.”

Aku menengadah untuk menatap matanya. Sambil melingkarkan kedua lenganku di pinggulnya, aku mulai menjilat dan menghisap kembali cairan lendir yang tersisa di lipatan-lipatan bibir kewanitaannya.

“Kau memujaku, Jhony?”

“Ya, aku memuja betismu, pahamu, dan di atas segalanya, yang ini.., muuah!” jawabku sambil mencium kewanitaannya dengan mesra sepenuh hati.

Mbak Lia tersenyum manja sambil mengusap-usap rambutku. Selesai

Share:

Selingkuh Dengan Kakak Iparku Yang Alim


AGEN BANDARQ BANDARQ ONLINE ADUQ ONLINE DOMINOQQ TERBAIK

NAGAQQ - Kejadiannya begini, suatu hari rumahku kedatangan tamu dari Padang. Uni Tati kakak tertua istriku. Dia datang ke Jakarta karena tugas kantor ikut seminar di kantor pusat sebuah bank pemerintah. Uni adalah kepala cabang di Padang, Uni menginap dirumah kami.

Dari pada menginap di hotel, mendingan juga uang hotel disimpan buat beli oleh-oleh. Selama seminggu dia tinggal dirumahku. Dari istriku kutau kalau Uni Tati berusia 40 tahun. Suaminya sudah meningal 2 tahun lalu karena kecelakaan. Orangnya cantik, putih, tinggi semampai.

Kami sudah berencana pas hari Sabtu akan jalan-jalan ke Taman Safari, Tiba hari Sabtu, istriku ternyata punya tugas mendadak dari kantor yaitu harus mengawasi pameran di Mangga Dua. Gagal deh rencana jalan-jalan ke Taman Safari. Istriku mengusulkan agar aku tetap mengantar Uni jalan-jalan misalkan ke Ancol saja dan pulangnya bisa jemput istriku di Mangga Dua.

Sebetulnya aku agak males kalo nggak ada istriku. Aku merasa risih harus jalan berdua Uni karena orangnya pendiam. Akupun menduga Uni pasti nggak mau. Tapi tanpa dinyata ternyata Uni menyetujui usul istriku.

Sehabis ngopi dan merokok, aku kembali tidur-tiduran di kamarku menunggu jam. Pikiranku melayang membayangkan kakak istriku ini. Uni Tati sangat menarik perhatianku secara sexual. Jeleknya aku, mulia keluar. Aku tertantang menaklukkan wanita baik-baik, aku tertantang menaklukkan Uni. Mumpung ada kesempatan. Dasar setan selalu mencari kesempatan menggoda.

Kuatur jebakan untuk memancing Uni. Aku buru-buru mandi membasuh badan dan keramas. Dengan berlilit handuk aku menunggu kepulangan Uni dari olahraga paginya. Sekitar 10 menit aku menunggu dibalik horden dan kulihat Uni memasuki pagar depan dengan pintu besi yang agak berderit. Sengaja pintu rumah aku tutup tapi dibiarkan tak terkunci.

Aku berlalu menuju kamarku dan segera memasang jebakan untuk mengejutkan Uni. Aku masuk kamarku dan segera bertelanjang bulat. Pintu kamar kubuka lebar-lebar, jendela kamar juga kubuka biar isi kamar mendapat penerangan jelas.

Kudengar pintu depan berbunyi seperti ditutup. Akupun mulai beraksi. Dengan bertelanjang bulat aku menunggu Uni melewati kamarku dengan harapan dia melihat tubuh dan juniorku yang sedari tadi berdiri tegak membayangkan petualangan ini.

Handuk kututupkan ke kepala seolah-olah sedang mengeringkan rambut yang basah sehabis keramas. Aku berpura-pura tidak melihat dan tidak menyadari kehadiran Uni. Dari bakik handuk yang kusibak sedikit, kulihat sepasang sepatu kets melintas kamarku. Aku yakin Uni pasti melihat tubuhku yang polos dengan junior yang tegak berdiri.

Nafsuku semakin menggeliat ketika kuamati dari balik handuk sepasang sepatu yang tadinya hampir melewati kamarku kini seperti terpaku berhenti didepan kamar tanpa beranjak. Aku semakin aktif menggosok-gosok rambutku dan berpura-pura tak tau kalo ada orang.

Beberapa detik aku berbuat begitu dan aku merencanakan sensasi berikut. Dengan tiba-tiba kuturunkan handuk dan menengok ke arah pintu kamar. Aku pura-pura kaget menyadari ada orang. "E..eee..maaf Uni, aku kira nggak ada orang," kataku seraya mendekati pintu seolah-olah ingin menutup pintu.

Aku tidak berusaha menutup kemaluanku yang menantang. Malah kubiarkan Uni terdiam memandangi tubuhku yang polos mendekat kearahnya.

Dengan tenagnya seolah aku berpakaian lengkap kudekati Uni dan sekali lagi memohon maaf.

"Maaf ya Uni, aku terbiasa seperti ini. Aku nggak sadar kalau ada tamu dirumha ini," kataku sambil berdiri didepan pintu mau menutup daun pintu.

Tiba-tiba seperti tersadar Uni bergegas meninggalkanku sambil berkata "i..i..iya , tidak apa-apa.". Dia langsung masuk ke kamar belakang yang diperuntukkan kepadanya selama tingal dirumahku. Aku kemudian memakai celana pendek tanpa CD dan mengenakan kaos oblong lantas smengetok pintu kamar Uni.

"Ada apa Andy," ujar Uni setelah membuka pintu. Kulihat dia tidak berani menatapku. Mungkin malu. Membaca situasi seperti itu, aku tidak menyiakan kesempatan. "Uni, maafkan Andy ya..aku lupa kalau ada tamu dirumah ini," kataku merangkai obrolan biar nyambung.

"Nggap apa-apa, cuma Uni malu hati, sungguh Uni malu melihat kamu telanjang tadi," balasnya tanpa mau menatap aku. "Kenapa musti malu? Kan nggak sengaja, apa lagi Uni kan sudah pernah menikah jadi sudah biasa melihat yang tegak-tegak seperti itu," kataku memancing reaksinya.

"Sejujurnya Uni tadi kaget setengah mati melihat kamu begitu. Yang Uni malu, tanpa sadar Uni terpaku didepan kamarmu. Jujur aja Uni sudah lama tidak melihat seperti itu jadi Uni seperti terpana," katanya sambil berlari ketempat tidurnya dan mulai sesenggukan. Aku jadi ngak tega. Kudekati Uni dan kuberanikan memegang pundaknua seraya menenangkannya.

"Sudalah nggak usah malu, kan cuma kita berdua yang tau." Melihat reaksinya yang diam saja, aku mulai berani duduk disampingnya dan merangkul pundaknya. Kuusap-usap rambutnya agak lama tanpa berkata apa-apa. Ketika kurasa sudah agak tenang kusarankan untuk mandi aja. Kutuntun tangannya dan sekonyong-konyong setan mendorongku untuk memeluk saat Uni sudah berdiri didepanku.

Lama kupeluk erat, Uni diam saja. Mukanya diselusupkan didadaku. Payudaranya yang masih kencang serasa menempel didadaku. Sangat terasa debar jantungnya. Perlahan tangaku kuselusupkan ke balik kaos bagian belakang berbarengan dengan ciumanku yang mendarat dibibirnya. Cerita Dewasa

"Jangan Ndy..dosa," katanya sambil melepaskan diri dari pelukanku. Namun pelukanku tidak mau melepaskan tubuh sintal yang sedang didekapnya. Daam usaha kedua Uni sudah menyerah. Bibirnya dibiarkan kulumat walau masih tanpa perlawanan. Ucoba lagi menyelusupkan tangan dibalik kaosnya, kali ini bagian depan. Tangan kanan yang menggerayang langsung pada sasaran..putting susu sebelah kiri. Uni menggeliat.

Pilinan jariku di payudaranya membuat nafsunya naik. Aku tau dari desiran nafasnya yang mulai memburu. Aku heran juga dengan wanita ini, tetap diam tanpa perlawanan. Mungkin ini style wanita baik-baik. Bagusnya, semua apa yang kulakukan tidak ada penolakan. Seperti dicocok hidungnya Uni menurut saja dengan apa yang kulakukan terhadapnya.

Perlahan kubuka kaosnya, kubukan celana panjang trainings pack-nya, kubuka Bh nya, kubuka CD-nya , Uni diam saja. Kubopong tubuhnya ketempat tidur. Kubuka kaosku, kubuka celana pendekkuUni masih diam.

Lidahku mulai bermain disekujur tubuhnya. Dari ujung kepala, turun ke telinga, ke bibir, ke leher..perlahan kusapu dadanya, payudaranya kulumat dengan gigitan kecil..turun lagi kebawah, pusarnya kukorek dengan lidahkuturun lagi ke sekumpulan rambut dan kedua pahanya hujilat-jilat terus sampai keujung jempol kaki. Aku tidak merasa jijik karena tubuh Uni yang putih bersih sangat membangkitkan gairah.

Kukangkangkan kakinya, uni masih diam saja. Tapi kuamati matanya terpejam menikmati sentuhan tiap jengkal ditubuhnya. Baru ketika kudaratkan sapuan lidahku di bibuir vagina dan klitorisnya Uni tiba-tiba berteriak ," Ahhhhhhhh"

"Kenapa UniSakit?," tanyaku. Uni hanya menggeleng. Dan aktifitas jilat menjilat vagina itu kulanjutkan. Uni menggelinjang dahsyat dan tiba-tiba dia meraung.."Andyyyyyyy.. ayo Andyjangan siksa aku dengan nikmat..ayo Andy tuntaskanUni udah nggak tahan," katanya.

Aku tidak mau berlama-lama. Tanpa banyak variasi lagi langsung kunaiki kedua pahanya dan kutusukkan juniorku kelobah surganya yang sudah basah kuyup. Dengan sekali sentak semua batangku yang panjang melesak kedalam. Agak seret kurasakan, mungkin karena sudah dua tahun nganggur dari aktifitas. Kugenjot pantatku dengan irama tetap, keluar dan masuk. Uni semakin menggelinjang.

Aku pikir nggak usah lama-lama bersensasi, tuntaskan saja. Lain waktu baru lama. Melihat reaksinya pertanda mau orgasme , gerakan pantatku semakin cepat dan kencang. Uni meronta-ronta , menarik segala apa yang bisa ditariknya, bantal, sepre. Tubuhku tak luput dari tarikannya.

Semua itu dilakukan dengan lebih banyak diam. Dan tiba-tiba tubuhnya mengejang, "Ahhhhhhhhhhhhhhhh..," lolongan panjangnya menandakan dia mencapai puncak. Aku mempercepat kocokanku diatas tubuhnya. Tiba-tiba aku didikejutkan dengan hentakan tubuhnya dibarengi tanganya yang mendorong tubuhku. "Jangan keluarin didalam aku lagi subur," suaranya tresengal-sengal ditengah gelombang kenikmatan yang belum mereda.

AGEN BANDARQ BANDARQ ONLINE ADUQ ONLINE DOMINOQQ TERBAIK

Kekagetanku hilang setelah tau reaksinya. "Baik Uni cantik, Andy keluarin diluar ya," balasku sambil kembali memasukkan Junior ku yang sempat terlepas dari vaginanya karena dorongan yang cukup keras. Kembali kupompa pinggulku. Aku rasa kali ini Uni agak rileks. Tapi tetap dengan diam tanpa banyak reaksi Uni menerima enjotanku. Hanya wajahnya yang kadang-kadang meringis keenakan.

Dan sampailah saatnya, ketika punyaku terasa mulai berkedut-kedut, cepat-cepat kucabut dari vagina Uni dan kugencet batang juniorku sambil menyemprotkan sperma. Kuhitung ada lima kali juniorku meludah. Sekujur tubuh Uni yang mulus ketumpahan spermaku. Bahkan wajahnyapun belepotan cairan putih kental. Dan aku terkulai lemas penuh kenikmatan. Kulihat Uni bagkit mengambil tisu dan meneyka badan serta mukanya.

"Andy..kamu sudah memberikan apa yang belum pernah Uni rasakan," kata wanita cantik itu sambil rebahan disampingku.

Dengan persetujuan Uni, kami menelpon istriku mengabarkan kalau batal ke Ancol karena Uni nggak enak badan. Padahal kami melanjutkan skenario cinta yang menyesatkan.

Share:

Main dengan kekasih ayah

AGEN BANDARQ BANDARQ ONLINE ADUQ ONLINE DOMINOQQ TERBAIK

 NAGAQQ - Aku mempunyai seorang isteri berusia 36 tahun. Lynn namanya. Berkulit putih dan mempunyai bentuk badan yang agak berisi dan mempunyai stretch mark di pinggul dan peha yang bagiku begitu seksi. Sebelum kahwin Lynn ni memang potongan macam model tapi dah kahwin badan mula berisi dan stretch mark mula timbul. Kalau nak tau, potongan lebih kurang rosmah isteri najib TPM. Aku mempunyai satu hobi iaitu suka melihat perempuan disetubuhi oleh ramai lelaki. Dan sekarang aku mempunyai satu idea yang nakal iaitu mempergunakan isteriku sendiri sebagai pelakonnya.

Pada suatu hari aku telah mengupah 3 orang pemuda untuk merogol lynn. Cerita lucah pada malam itu, aku memberitahu lynn bahawa aku hendak keluar ke kedai sekejap. Tidak lama aku keluar, mereka yang kuupah telahpun memasuki rumahku mengikut tingkap yang sengaja kubukakan.

Sebaik mereka berjaya masuk, mereka segera menangkap lynn dan menariknya kedalam bilik tidur kami. Lynn meronta ronta namun gagal kerana dia tidak dapat melawan tenaga orang yang memeluknya.

jangan apa apakan saya..kalau awak semua nak ambil barang berharga dalam rumah ni wak ambil sajalah lynn merayu kepada mereka namun rayuannya langsung tidak diendahkan. kami bukannya mahu barangan berharga tapi kami mahu awak mengandungkan benih kami hahahaha!! Maniam menjawap.

Maniam segera mengarahkan lynn membuka pakaiannya. Dengan terpaksa lynn membuka pakaiannya satu peratu. Yang tinggal sekarang hanyalah bra merah dan panties cream. Terbeliak mata mereka melihat susuk tubuh isteriku yang cantik dan gebu.

Tangan maniam segera meramas kuat kedua belah buah dada isteriku. Lynn cuba meronta namun gagal. Maniam membaringkan lynn diatas katil. Kemudian mereka bertiga membuka pakaian masing masing sehingga bogel. Terkejut lynn melihat saiz dan bentuk batang mereka bertiga.

masuk kedalam dan bergesel dengan lidah lynn.

urmmm hurmm lynn mendesah lembut. Mereka berpeluk diatas katil sambil membuat sup lidah. Kumar dan kuti hanya memandang sambil mengurut batang yang sudah keras menegang.

Isteriku suka memakai bra yang ketat sehinggakan kebuah buah dadanya kelihatan begitu menonjol. Maniam naik keatas katil dan mencium bibir lynn yang cumel. Lidahnya menyusup masuk kedalam mulut lynn.

Mereka mulai dikuasai nafsu berahi. Maniam meramas-ramas buah dada lynn dengan penuh nafsu dan. Tiba-tiba “Breeetttt…” colinya yang ketat itu akhirnya koyak dan putus tak kuat menahan tekanan buah dadanya yang mengeras kerana dibakar oleh api nafsu.

Kumar dan kuti segera menerkam. Seluar dalam isteriku ditarik dengan rakus. Tangan kumar mengosok pantat lynn dengan lembut. Kuti pula menghisap buah dadanya.

Tiba tiba badan isteriku mengejang. Kedua buah dadanya hisap kuat oleh kuti manakal pantatnya dijilat kumar penuh lahap. Perutnya yang agak berisi keras membuncit. Lynn tidak dapat megeluarkan sebarang bunyi lagi kerana mulutnya telah dikuasai oleh maniam.

ahhhh ahhhhhhh!!!! Urmm ahhhhhh lynn mencapai klimaks pertamanya. Air pantatnya membasahi muka kumar. Lynn terkapar kelemasan diatas katil. Maniam kemudian menyuruhnya bangun lalu duduk. Mereka bertiga menyuruh lynn menghisap batang mereka bertiga.

Dengan rakus isteriku mengulum satu persatu batang India itu. Kulup yang menutupi kepala batang ditarik dan diisap kepala batang mereka. Lidah lynn bermain main dikepala batang mereka sambil menjilat telor mereka.


baiklah sayang. Sekarang kau mahu menyetubuhi kau wahai sicantik jelita. Lynn dibaringkan semula dan kedua kakinya dikangkang.

Kepala batang maniam mula mencecah alur pantat isteriku. Kepala batangnya bermain main dengan biji kelentik lynn. Sedikit demi sedikit kepala batangnya mula menyelam masuk.

“Sedikit lagi sayang.. ” kata maniam, sedangkan lima inci lebih lagi masih perlu diganyang ke dalam daerah yang kebasahan itu. Seinci demi seinci menguak. Lynn membetulkan kuakan pehanya supaya memberi laluan yang lebih menyenangkan maniam. Maniam berjaya melepasi garisan lima inci. Lynn merasakan ruang dalamannya mulai penuh dimasukki batang maniam.

“Sedikit lagi.. ” dan dengan sekali santakan, seluruh tujuh inci

terbenam dalam memenuhi daerah subur isteriku.

Lynn tersentak. Dadanya menggeliat. Tersantak hingga ke batu meriannya. Dia rasa sedikit senak. Tapi rasa itu hilang berubah menjadi nyaman. Kemudian perlahan-lahan dia membuka matanya sambil mengetap bibirnya kerana malu.

Maniam pula kembang-kembangkan kelopak cendawannya supaya batangnya terasa membengkak-bengkak dalam pantat lynn. Perbuatan itu membuatkan pantat lynn kian bertambah kuat kuncupannya. Dan kemutan itu semakin kerap dan berulang laju. Maniam lihat isteriku sudah memejamkan matanya kembali.

Tak semena-mena kemudian lynn melonjak sedikit. Nafasnya terhenti

helaannya. Kemutnya menyepit. Maniam rasa basah di dalam. Lynn

mengetap bibirnya. Dahinya berkerut merasakan kemuncak berahi yang amat

lazat. Lama.. Hampir tiga empat minit, mencecah lima minit. Dan

sudahnya, gelinjatnya tenang semula. Dadanya mulai berombak semula.

Nafasnya terhela lesu. Dan bibirnya tak diketap lagi tapi seakan mahu

membicarakan sesuatu. Farajnya berdenyut perlahan dan basah.

Perlahan-lahan lynn membuka kelopak matanya dengan perasaan malu.

Bang¦lynn mengeluh kaki lynn dikankang kembali. Maniam menekan kembali batangnya kedalam pantat isteriku. Kali ini dia mula mendayung. Pada mulanya perlahan namun semakin lama semakin laju.

Urmmmm ahhhhhh ahhhhhh banggg!!!!!! Lynn mencapai klimaks sekali lagi. Maniam terus menhenjut tubuh isteriku dengan rakus..akhirnya maniam memancutkan air maninya kedalam rahim isteriku. Berdas das air maninya ditembak ke lembah subur. Faraj isteriku masih terbuka walaupun Maniam telah mengeluarkan senjatanya. Air mani pekat berkarat masih meleleh dari faraj ke lubang dubur lynn.

Lynn terkapar kepenatan manakala maniam mengeluh kenikmatan!!

Sebaik selesai tugas maniam, kumar segera mengambil alih. Kumar memaksa isteriku bangun lalu menonggeng. “aku mahu kau jadi anjing aku wahai perempuan melayu hahahaha!!

Kumar menekan batangnya yang besar kedalam pantat lynn. Walaupun pantat isteriku telahpun basah namun saiz batangnya yang besar tetap menyakitkan isteriku.

Tangan kumar memegang sisi punggung isteriku lalu menekan batangnya ke dalam pantatnya. Punggung isteriku yang besar dan gebu membuatkan kumar semakin bernafsu. Sakkkiiitttt ahhh.., jerit lynn bila pantatnya dikasari dengan tujahan batang kumar. Ayakan kumar menjadi semakin laju sehingga batangnya merapati kemaluan lynn. Wajah lynn kelihatan sangat bernafsu ketika didogy-style kumar.

“Emm.. Emm.. Ooouuhh.. ” itu sahaja yang keluar dari bibir isteriku yang basah

dijilat berkali-kali oleh lidahnya.

Ditariknya rambut Milah. Milah mengerang. Diramasnya pinggul Milah.

Milah merengek. Ditamparnya pinggul Milah. Milah mengaduh. Dan kemudian..

“Ahh ahh ahh ahh ahh.. Eieiikkhh.. ” isteriku mengejang dan menggelinjat sehingga kepalanya terlonjak ke belakang sedangkan kakinya kian rapat menjadikan kemutan pantatnya jadi sendat dan mengetat menggrip batang kumar. Lynn mencapai kemuncak ketiga.

Kumar masih beraksi selamba. Sepanjang lima minit lynn menikmati orgasm yang panjang tidak berhanti itu, Kumar terus mengepam laju memberikan kepuasan batin kepada lynn, Kepuasan yang optimum. Basah lagi batang kumar digenangi kolam nikmat lynn yang membasah oleh cairan keruh kenyal dari terbitan matair berahi kemuncak inzali dari dalam pantat isteriku

“lynn!”

“bang..”

“lynn..!” kerandut zakar kumar berdenyut mengepam cairan benih yang likat dari kilangnya naik melalui salurnya. “BANG!!” Milah kemut kian kuat dan kencang.

“lynn.. Ini dia.. ” kumar bisik ke telinga sambil meneran.

“BANG!”

PUT PUT PUTT PUT!! SRUTT! SRUT!

“BANG!!” pantat lynn mengemut kuat.

Rasa macam melekat. Rasa bergelen-gelen benih kumar memenuhi ruang dan memancut di dalam. Kumar tak pernah rasa pancaran sebegitu rupa. Lynn pula macam menyedut-nyedut air mani India tersebut masuk ke dalam rahimnya sesudah bertemu dengan percikan mazinya sendiri. Basah seluruhnya. Tidak ada yang lebih basah dari mandian peluh dan mandian mani mereka. Lynn dan kumar tercungap-cungap kelesuan. Tak pernah dirasakan kelazatan yang sebegitu indah.

Setelah selesai kumar, kuti pula menempelkan batangnya. Namun bukan lubang pantat yang dicari sebaliknya lubang dubur isteriku. Lynn yang sudah kepenatan tidak mempedulikan apa apa lagi.

Lubang dubur lynn dijilatnya. Setelah berpuas hati, kuti menekan masuk kepala batangnya. Sedkti demi sedikit batangnya masuk kedalam dubur isteriku. Lynn mula tersedar dan cuba meronta namun sia sia.

arhhh jangan arhhhh sakit!!!!!! Ahhhhhh.. Kuti terus menekan batangnya sehingga habis masuk.

Lynn terasa senak akibat batang yang besar itu mencecah perut. Punggungnya juga koyak. Kuti menhayun laju batangnya kedalam lubang dubur lynn. Lynn rasa bagai nak terberak….Sakit tapi penuh nikmat terutama bila kuti menegang-negangkan batangnya di dalam lubang duburnya. Aaaaah isteriku menjerit tanpa dapat ditahan. Dia terus mengasak-asak lynn. Makin lama makin ganas sehingga dia langsung tak menghiraukan jeritan isteriku malah makin terus menggila….dia menyorong tarik kemaluannya.

arhhh ahhhh urmmmm ahhhh sdapnya arhhhhhhhhh akhirnya kuti memancutkan benihnya kedalam dubur isteriku. Hampir 7 das air maninya dilepaskan. Sebaik saja kuti mencabut batangnya, maniam terus memasukkan batangnya kedalam lubang dubur lynn yang masih licin dengan air mani kuti dan memperkosa lynn secara ganas.

Lynn semakin lemah. Malam itu lynn telah diperkosa lebih dari 9 kali. Seluruh tubuh isteriku berlumuran dengan air mani mereka. Setelah selesai tugas mereka, akupun masuk kedalam bilik.

Lynn hanya mampu mengalirkan air mata sebaik saja aku menceritakan segala galanya. Setelah dua bulan, lynn telah hamil dan aku begitu gembira kerana dapat membuat istriku hamil hasil pemerkosaan orang lain.

Share:

DESAHAN PERTAMA DI BANGKU SMA


AGEN BANDARQ BANDARQ ONLINE ADUQ ONLINE DOMINOQQ TERBAIK

NAGAQQ - Namaku Eli , Aku kelas XI SMU awal sekolahku di derah Jakarta selatan, dan katanya teman-temanku aku memiliki body yang sexi dan wajah cantik. Dan aku baru pindahan dari SMU Jakarta selatan sekarang aku pindah sekolah di daerah magelang tempat ayahku tinggal karena Ibu ku dari jakarta dan Ayahku dari magelang.

Ayah dan Ibuku bercerai dan sekarang aku tinggal sama Ayahku. Aku dari waktu SMU dan masih sekolah di Jakarta selalu memakai seragam model rok pendek, dan tubuhku kelihatan seksi.

Awal aku masuk sekolah di SMU sekarang ada salah satu temanku cowok yang selalu caper padaku, Namanya Andi,aku kalau setiap ketemu sama Andi dan aku selalu keingat sama dia sampai kalau aku melamunin dia membuat diriku terangsang. 

Aku pun terkadang sering masturbasi sambil membayangkan Dia. Entah ada apa denganku kalau setiap aku di kamar yang ada di otakku hanya Andi dan sering aku membyangin bercinta sama dia.

Dan suatu hari aku bermaksud menyatakan cinta sama Andi, karena aku tak tahan dengan persaanku sendiri. Waktu itu setelah pulang sekulah dan aku nmenunggunya di pintu gerbang sekulahan aku memanggil Andi,

“Andi, tolong berhenti sebentar kamu ada waktu sebentar gak aku mau ngomong sama kamu penting nih,?”

“Mau ngomong apa ya El,? Iya silahkan ngomong saja,” jawab Andi.

Saat itu aku benar-benar grogi dan degdegan, tapi mau gimana lagi aku gak kuat nahan perasaanku sendiri setelah dari awal aku masuk sekulah baruku dan sampai sekarang udah hampir empat bulan.

Akhirnya Andi tidak menolak ajak anku akhirnya kami berdua kembali masuk di sekulahan karena waktu itu di pintu gerbang dan kembali lagi di area sekulahan, dan aku sama Andi duduk langsung saja mengatakanya,

“Andi, aku cinta dan sayang sama kamu, kamu mau jadi cowokku,?” Aku.Saat itu sebenarnya malu sekali dan rasanya ingin berteriak karena aku sulit memendam perasaanku sendiri. Dan Andi langsung jawab,

“Emmm,, gimana ya El, tunggu sebentar tak pikir-pikir dulu,” jawabnya Andi.

Aku tahu kalau andi selama di sekul tidak mempunyai cewek, setauku dari aku pertama sekulah disini dia juga gak dekat sama temanya cewek kecuali aku, karena kedekatanku sama Andi dan kami selama sekulah dia selalu hampir sering bersamaku itupun saat istirahat. Dan akhirnya Andi menjawab karena sekulahan udah sepi dan pada pulang semua akhirnya Indra menjawab,

“Iya deh kami jadian, sebenernya aku juga naksir sama kamu El, tapi aku gak mau bilang sekarang dan kalau sekarang aku belum siap mengatakanya,” jawab Andi.

Dan ternyata perasaan Andi kepadaku sama, aku merasa bahagia saat mendengar Andi menjawab balik dan jawabanya sama. Dan akhirnya aku karena senang sekali dan sangat bahagia waktu itu, aku langsung memeluk Andi dan mencium pipinya aku tak sadar waktu itu.

Akhirnya Andi tidak menolak ajak anku akhirnya kami berdua kembali masuk di sekulahan karena waktu itu di pintu gerbang dan kembali lagi di area sekulahan, dan aku sama Andi duduk langsung saja mengatakanya,

“Andi, aku cinta dan sayang sama kamu, kamu mau jadi cowokku,?” Aku.

Saat itu sebenarnya malu sekali dan rasanya ingin berteriak karena aku sulit memendam perasaanku sendiri. Dan Andi langsung jawab,

“Emmm,, gimana ya El, tunggu sebentar tak pikir-pikir dulu,” jawabnya Andi.

Aku tahu kalau andi selama di sekul tidak mempunyai cewek, setauku dari aku pertama sekulah disini dia juga gak dekat sama temanya cewek kecuali aku, karena kedekatanku sama Andi dan kami selama sekulah dia selalu hampir sering bersamaku itupun saat istirahat. Dan akhirnya Andi menjawab karena sekulahan udah sepi dan pada pulang semua akhirnya Indra menjawab,

“Iya deh kami jadian, sebenernya aku juga naksir sama kamu El, tapi aku gak mau bilang sekarang dan kalau sekarang aku belum siap mengatakanya,” jawab Andi.

Dan ternyata perasaan Andi kepadaku sama, aku merasa bahagia saat mendengar Andi menjawab balik dan jawabanya sama. Dan akhirnya aku karena senang sekali dan sangat bahagia waktu itu, aku langsung memeluk Andi dan mencium pipinya aku tak sadar waktu itu.

Akhirnya semakin sore dan sepi setelah kami berdua ngobrol sana-sini ini itu dan suasana sepi aku juga punya kelainan seperti hiperseks dan aku langsung memancingnya dengan duduk didekatnya sambil aku peluk dari samping dan tangannya aku kenakan payudaraku sesekali aku mencium pipinya dan dia membalas ciuman pipiku, dan aku bilang sama Andi,

“Dari pada nanti ada orang melihat kami berdua disini gimana di kelas aja Andi mumpung sepiu nich,? Ajak anku.

Andi waktu itu sepertinya grogi sekali karena ajakanku, dan dia sedikit pucat aura wajahnya dan aku terus memancingnya dengan menggerakkan badan ku dan payudaraku terus aku tempelkan ke tubunya sambil aku bilang sama dia dengan manja-manja akhirnya Andi mau,

“Iiiiya El, Aaaayo,” jawaban Andi sambil grogi.

Dan sebelum masuk ke ruang kelas aku melihat kanan kiriku masih ada orang tidak dan saat itu suasana sepi aman tidak ada orang akhirnya kami berdua masuk ke ruangan kelas, dan pintu kelas aku tutup aku kunci dari dalam.

Aku langsung memulainya, Andi kudekati dan aku mulai menciumi bibirnya, dan Andi meskipun grogi dia langsung membalas ciumanku, Cerita Sex Abg Andi tangannya aku pegang satu dan aku arahkan ke payudaraku yang sebelah kanan, dan dia langsung meremasnhya, dan remasanya lembut sekali membuatku semakin birahi, tanganku langsung mengarah ke batang penisnya Andi, dan tiba-tiba Andi langsung melepaskan ciumanku dan remasan payudaraku,


“Auuuuu..geli El,,aku malu padamu kalau kamu seperti ini,” Andi bilang gitu.


“Gak usah malu, sama aku dan tidak ada orang yang melihatnya kok,” jawabku.


Lalu aku dekati lagi si Andi dan aku melanjutkan ciumanku dan dia juga mebalas ciumanku akhirnya ku pegang penisnya dari luar, karena waktu itu masih pakai celana dan baju seragam, dia menikmati pegangan dari tanganku sambil aku husap-husapkan, dan Andi tiba-tiba menciumi leherku dengan lidahnya membuatku semakin birahiku gak bisa nahan, dan aku melepas kancing sabuk celananya Andi terus membuka kancing celananya dan aku langsung mengeluarkan penisnya dari celana dalamnya dan ternyata penisnya Andi udah mengeras panjang dan besar sambil aku elus.

Lalu aku menjongkok dan andi duduk di meja bangku, dan masih pakai baju tapi penisnya masih keadaan di luar dan penisnya masih besar dan panjang, langsung aku mengulumnya sambil kuaminkan kulumanku dan Andi mendesah sambil matanya merem menikmati kulumanku,

“Ahhhhh…El,, enak sekali El,, emhhh,” desahan Andi.

Setelelah beberapa menit kemudian aku di suruh Andi berdiri dan Andi sudah gak grogi lagi, aku udah berdiri Andi menyuruhku duduk di atas meja, Andi mengelus pahaku dan tanganya yang satu membuka kancing baju seragamku, sambil mengeluarkan payudaraku dari Bhku, langsung di remasnya kedua Payudaraku dan lama-lama di jilati putingku sambil dikulum dan aku mendesah hebat sekali karena aku sudah terangsang dan birahi cerita bokep ku semakin memuncak,

“Auhhhhhhhhhhh…ahhhhhhhhhhhh..Andi..Aahhhhhhhh,’ desahanku.

Lalu setelah mengulum payudaraku, andi membuka rokku dan tanganya mengarah ke memekku, dan memekku di mainkan sama Andi, sambil di elus dan memelintir klitorisku dan aku mendesah semakin gila,

“Ahhhhhhhhhhhhhhh…owhhhhhhhhhh..emhhhhhhhhhh..Ndi..” desahanku semakin dasyat.

Karena desahanku semakin dasyat Andi melepaskan celana dalam ku, dan memekku udah basah, aku masih bawa rok yang aku pakai rok yang aku pakai hanya di ataskan dan kedua kakiku melengkang, akhirnya andi berdiri dan memasukkan batang penisnya kedalam memekku yang sudah basah,

“Blessssssssssssssssssss”

Aku mendesah kesakitan karena vaginaku masih agak rapet meskipun aku udah gak perawan lagi, karena aku sama cowok-cowokku yang dulu di jakarta sering melakukan ngentot atau seks.

Lama-lama semakin terasa licin memekku karena penisnya Andi di gerakan maju mundur dengan pelan-pelan aku udah merasa tidak sakit lagi dan tidak mendesah lagi, Andi melakukan gaya maju mundurnya semakin keras, dan sambil mencium bibirku dan tanganya meremas payudaraku, aku menikamtinya dan sambil mendesah lirih.

Sampai kami gak berpindah posisi, dan kira-kira udah 20menit Andi mau menuju klimaks,

“El aku mau keluuuuaaaar ni,?” tanya padaku.

“Jangan di keluarkan dalam lho Andi,” jawabku.

“Iya Eli,” jawabnya kembali.


Genjotan Andi maju mundur semakin keras dan Andi melepaskan penisny keluar lalu dia menyuruhku turun dari atas meja lalu setelah turun dari meja aku suruh mengulum batang penisnya lagi dan,

“Crootttttttt..crottttttttttt..crottttttttt”

Semua seperma Andi masuk ke dalam mulutku sampai membanjiri di dalam mulutku. Lalu aku mengajak Andi untuk merapikan pakainnya langsung mengajak Cerita Sex Abg Andi pulang, sebelum aku keluar kelas aku dan Andi melihat situasi kanan kiri dan kami berdua melihat penjaga sekolah itu sedang menyapu di kelas sebelah yang aku dan Andi melakukan seks. Lalu dia sedang nyapu di kelas sebelah aku dan Andi mencoba berjalan pelan-pelan dan keluar dari kelas tersebut.

Akhirnya aku keluar dari lingkungan sekulah dengan aman sampai di parkiran motor lalu aku di boncengin Andi naek motor lalu aku di antar pulang sampai rumah. Betapa bahagianya aku, awal jadian pacaran langsung melakukan seks cerita bokep di dalam kelas. 

kami setelah kejadian itu masih sering melakukan seks tapi di rumahnya Andi kalau gak di rumahku, melihat kondisi rumah mana yang sepi. Sampai kami melakukanya sampai kelas XII SMU dan setelah lulus SMU kami kuliah dan kami.

Share:

KUNJUNGI NAGAQQ

 NagaQQ

Recent Posts